Dalam JER kita kali ini antara lain dimuat tulisan pendek tentang "kerancuan" atau "kemelesetan" teori ekonomi makro Neoklasik jika diterapkan pada kondisi ekonomi Indonesia yang berpenduduk besar dengan kekuatan ekonomi rakyat yang besar pula, namun karena bersifat informal, tak tercatat dalam statistik dan penerbitan-penerbitan resmi pemerintah, lalu tidak pernah diperhitungkan. Salah satu angka yang dianggap "kunci" bagi pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Karena Indonesia memiliki lembaga Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat angka-angka "rencana" investasi (penanaman modal) "yang disetujui" pemerintah, maka pemerintah dari tahun ke tahun selalu menerbitkan angka-angka persetujuan ini baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
Meskipun angka-angka BKPM sudah sering dikritik karena realisasi penanaman modal selalu jauh berbeda dengan rencana, tokh angka-angka untuk tahun 2002 disiarkan dan dikomentari secara luas oleh pers dan para politisi dalam rangka menonjolkan kegagalan kebijakan ekonomi pemerintah. Demikian analisis yang dilakukan tentu saja meleset karena angka-angka "keliru" atau tidak lengkap tersebut memang sekedar sebagai alat mengritik pemerintah bukan untuk benar-benar menemukan masalah riil yang dihadapi ekonomi Indonesia.
Tulisan-tulisan lain dalam JER kita kali ini berasal dari perhelatan besar Gerakan Bersama Keuangan Mikro (Gema PKM) dalam temu nasional tgl. 22-25 Juli 2002 yang berhasil menyedot jumlah besar peserta dari seluruh daerah di Indonesia, meskipun seperti biasa pers Indonesia masih belum ikut menyebarluaskannya, mungkin karena tetap belum paham dan belum yakin tentang ketangguhan ekonomi rakyat atau karena berita-berita politik dalam rangka ST MPR 2002 jauh lebih menarik.
Jakarta, 4 Agustus 2002,
Mubyarto / Redaksi ekonomirakyat.org
0 Comments:
Posting Komentar