Site info

Universitas Wijayakusuma ( UNWIKU ) Purwokerto Menerima Pendaftaran Mahasiswa Baru Angkatan 2010-2011 Tlp. (0281) 635889/634612 Fax. (0281) 634611 Info Lengkap www.unwiku.ac.id
Selamat dengan suksesnya acara KBM Fakultas Hukum Unwiku Purwokerto....Tetap semangat dalam melaksanakan pendampingan kepada masyarakat....
Semuanya...
Kongres Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma ( UNWIKU ) Purwokerto Akan Dilaksanakan Pada Tanggal 25 Juni 2010 Jam 08:00 - 16:00 WIB. www.unwiku.ac.id

Cari pekerjaan

SEMUA ORANG BISA JADI JURNALIS.....

AYO... BERSAMA UNWIKU KITA BANGUN UNWIKU... BAGI ALUMNI, DOSEN, MAHASISWA,KARYAWAN DAN WARGA PECINTA UNWIKU... KAMI UNDANG UNTUK MEMBERIKAN SUMBANGSIHNYA... UNTUK MENGISI KONTEN DENGAN DIRENCANAKANNYA TABLOID UNWIKU... KAMI TUNGGU KERJASAMANYA.. INFORMASI KONTAK INFO@UNWIKU.AC.ID

Rabu, 30 Juni 2010

Mengenal Galaksi Bimasakti



Terdapat banyak bintang, nebula, dan gugus bintang yang bisa diamati di langit setiap malamnya. Semua objek tersebut berada di dalam galaksi kita. Di beberapa bagian bintang nampak padat sehingga ketika langit cerah, bersih dari awan, dan kondisi sekitar yang gelap, kita bisa melihat pita berwarna putih yang memanjang dan melintasi beberapa rasi seperti Sagittarius (arah pusat Galaksi), Scorpius, Ophiucus, Aquila, Cassiopeia, Auriga, Crux, dan Centaurus. Sementara di bagian yang lain tampak celah-celah gelap yang menunjukkan adanya materi antar bintang yang tebal. Itulah (bidang) galaksi yang kita tinggali. Bentuknya yang seperti itu kemudian menginspirasi orang untuk menamakannya dengan sebutan Milky Way. Kata galaksi dan milky way itu sendiri diadaptasi dari bahasa Yunani “galaxias” dan Latin “via lactea” dengan kata dasar lactea yang berarti susu. Sedangkan menurut orang Indonesia, galaksi kita diberi nama Bimasakti. Menurut salah satu sumber dari Observatorium Bosscha, sejarah penamaan ini berasal ketika Presiden RI pertama, Soekarno, ditunjukkan citra galaksi oleh salah seorang astronom Indonesia. Ternyata, Soekarno melihat salah satu bagian gelap di foto tersebut menyerupai tokoh Bima Sakti. Namun tidak diketahui bagian gelap mana yang dimaksud.

Galaksi adalah tempat berkumpulnya bintang-bintang di alam semesta. Hampir tidak ditemukan adanya bintang yang berkelana sendiri di ruang antar galaksi. Dan Matahari termasuk di antara 200 milyar bintang di Galaksi Bimasakti (disingkat dengan Galaksi). Dengan asumsi bahwa rata-rata massa bintang di Galaksi adalah sebesar massa Matahari, maka massa Galaksi dapat mencapai 2 x 10^11 massa Matahari (massa Matahari adalah 2 x 10^30 kg).

Bentuk galaksi Bimasakti seperti dua buah piring cekung yang ditangkupkan, bagian tengahnya tebal dan semakin pipih ke arah tepi, dan terdapat lengan-lengan spiral di dalamnya. Oleh karena itu Galaksi kita digolongkan ke dalam galaksi spiral. Berdasarkan klasifikasi galaksi Hubble, galaksi Bimasakti termasuk dalam kelas SBbc. Artinya, Galaksi kita adalah galaksi spiral yang memiliki “bar” atau palang di bagian pusatnya, dengan kecerlangan bagian pusat yang relatif sama dengan bagian piringan, dan memiliki struktur lengan spiral yang agak renggang di bagian piringannya.

Galaksi spiral tersusun atas 3 bagian utama, yaitu bagian bulge, halo, dan piringan. Ketiganya memiliki bentuk, ukuran, dan objek penyusun yang berbeda-beda. Bahkan, bagian bulge dan piringan menjadi penentu dalam klasifikasi galaksi yang dibuat oleh Hubble (diagram garpu tala).

Bagian bulge adalah daerah di galaksi yang kepadatan bintangnya paling tinggi. Bintang-bintang tua lebih banyak ditemukan daripada bintang muda, karena sangat sedikit materi pembentuk bintang yang terdapat di sini. Bulge ini berbentuk elipsoid seperti bola rugby. Bintang-bintang di dalamnya bergerak dengan kecepatan tinggi dan orbit yang acak, tidak sebidang dengan bidang galaksi. Dari perhitungan kecepatan orbit bintang-bintang di dalamnya, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat sebuah benda bermassa sangat besar yang berada di pusat Galaksi yang jauh lebih besar daripada perkiraan sebelumnya. Benda tersebut diyakini adalah sebuah lubang hitam supermasif, yang diperkirakan terdapat di bagian pusat semua galaksi spiral. Termasuk juga di galaksi Andromeda, galaksi spiral terdekat dari Galaksi kita.

Komponen kedua adalah halo. Berbentuk bola, ukuran komponen ini sangat besar hingga jauh membentang melingkupi bulge dan piringan, bahkan mungkin lebih jauh daripada batas terluar piringan galaksi yang bisa kita amati. Objek yang menjadi penyusun halo dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stellar halo dan dark halo. Yang dimaksud dengan stellar halo adalah bintang-bintang yang berada di bagian halo. Namun hanya sedikit ditemukan bintang individu di bagian ini. Yang lebih dominan adalah kelompok bintang-bintang tua yang jumlah bintang anggotanya mencapai jutaan buah, yang disebut dengan gugus bola (globular cluster).

Di bagian piringan terdapat bintang-bintang muda serta gas dan debu antar bintang yang terletak di lengan spiral. Banyak ditemukannya bintang muda dan gas antar bintang sangat berkaitan erat, karena gas adalah materi utama pembentuk bintang. Di beberapa lokasi bahkan ditemukan bintang-bintang muda yang masih diselimuti gas, yang menandakan bahwa bintang-bintang tersebut baru terbentuk. Sedangkan banyaknya debu di piringan membuat pengamat di Bumi kesulitan untuk melakukan pengamatan visual di sekitar bidang Galaksi, terutama ke arah pusat Galaksi (lihat gambar di atas). Karenanya, pengamatan di sekitar bidang Galaksi akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan di daerah panjang gelombang radio dan infra merah yang tidak terpengaruh oleh debu antar bintang (lihat gambar di bawah).

Seberapa besar Galaksi kita? Di bagian pusat Galaksi, bulge hanya memiliki diameter 6 kpc dan tebal 4 kpc (kpc = kiloparsek, 1 parsek = 3,26 tahun cahaya = 206265 SA = 3,086 x 10^13 km). Jarak dari pusat hingga ke bagian tepi Galaksi (jari-jari) adalah 15 kpc dengan ketebalan rata-rata sebesar 300 pc. Sedangkan Matahari berada pada jarak 8 kpc dari pusat. Di posisi itu, Matahari sedang bergerak mengelilingi pusat Galaksi dengan bentuk orbit yang hampir melingkar. Laju orbitnya adalah sekitar 250 km/detik sehingga matahari memerlukan waktu 220 juta tahun untuk berkeliling satu kali. Jika umur matahari adalah 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita sudah mengorbit pusat Galaksi sebanyak 20 kali.

Galaksi kita sebenarnya berada pada sebuah kelompok galaksi yang disebut dengan Grup Lokal, yang ukurannya mencapai 1 MPc dan beranggotakan lebih dari 30 galaksi. Galaksi spiral yang ada di kelompok ini hanya tiga, yaitu Bimasakti, Andromeda, dan Triangulum. Sisanya adalah galaksi yang lebih kecil dengan bentuk elips atau tak beraturan. Grup Lokal ini termasuk kelompok galaksi yang dinamis. Maksudnya adalah bahwa galaksi-galaksi di kelompok ini mengalami interaksi gravitasi, termasuk Galaksi kita dengan galaksi Andromeda. Interaksi tersebut diperkirakan akan mengakibatkan terjadinya tabrakan antara Galaksi kita dengan Andromeda dan kemudian membentuk galaksi elips. Namun jangan terlalu khawatir karena peristiwa tersebut tidak akan terjadi hingga 2 milyar tahun lagi. (duniaastronomi.com)


Selasa, 29 Juni 2010

Mengukur Jarak Dengan Bintang Cepheid



Kita dapat menentukan jarak bintang dengan menghitung paralaksnya. Namun metode paralaks itu hanya dapat digunakan untuk bintang-bintang dekat saja karena teknologi yang kita miliki belum dapat menghitung paralaks dengan ketelitian tinggi. Jarak terjauh yang bisa diukur dengan metode paralaks hanya beberapa kiloparsek saja. Lalu bagaimana kita menghitung jarak bintang-bintang yang lebih jauh? Atau bahkan menghitung jarak galaksi-galaksi yang jauh? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan hubungan periode-luminositas bintang variabel Cepheid.

Sejarah metode penghitungan jarak ini berawal dari sebuah penelitian tentang hasil pengamatan terhadap bintang variabel (bintang yang kecerlangannya berubah-ubah) yang ada di galaksi Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil (LMC dan SMC). Saat itu Henrietta Leavitt, astronom wanita asal Amerika Serikat, membuat katalog yang berisi 1777 bintang variabel dari penelitian tersebut. Dari katalog yang ia buat diketahui bahwa terdapat beberapa bintang yang menunjukkan hubungan antara kecerlangan dengan periode variabilitas. Bintang yang memiliki kecerlangan lebih besar ternyata memiliki periode varibilitas yang lebih lama dan begitu pula sebaliknya. Bentuk kurva cahaya bintang variabel jenis ini juga unik dan serupa, yang ditandai dengan naiknya kecerlangan bintang secara cepat dan kemudian turun secara perlahan.

Bentuk kurva cahaya seperti itu ternyata sama dengan kurva cahaya bintang delta Cephei yang diamati pada tahun 1784. Karena itulah bintang variabel jenis ini diberi nama bintang variabel Cepheid. Penamaan ini tidak berubah walaupun belakangan ditemukan juga kurva cahaya yang sama dari bintang Eta Aquilae yang diamati beberapa bulan sebelum pengamatan delta Cephei.

Hubungan sederhana antara periode dan luminositas bintang variabel Cepheid ini bisa digunakan dalam menentukan jarak karena astronom sudah mengetahui adanya hubungan antara luminositas dengan kecerlangan/magnitudo semu bintang yang bergantung pada jarak. Dari pengamatan bintang Cepheid kita bisa dapatkan periode variabilitas dan magnitudonya. Kemudian periode yang kita peroleh bisa digunakan untuk menghitung luminositas/magnitudo mutlak bintangnya dengan formula M = -2,81 log(P)-1,43. Karena luminositas/magnitudo mutlak dan magnitudo semu berhubungan erat dalam formula Pogson (modulus jarak), maka pada akhirnya kita bisa dapatkan nilai jarak untuk bintang tersebut.

Kunci penentu agar metode ini dapat digunakan adalah harus ada setidaknya satu bintang variabel Cepheid yang jaraknya bisa ditentukan dengan cara lain, misalnya dari metode paralaks trigonometri . Jarak bintang akan digunakan untuk menghitung luminositasnya dan selanjutnya bisa digunakan sebagai pembanding untuk semua bintang Cepheid. Oleh karena itu, astronom sampai sekarang masih terus berusaha agar proses kalibrasi ini dilakukan dengan ketelitian yang tinggi supaya metode penentuan jarak ini memberikan hasil dengan akurasi tinggi pula.

Menghitung jarak bintang variabel Cepheid menjadi sangat penting karena kita jadi bisa menentukan jarak gugus bintang atau galaksi yang jauh asalkan di situ ada bintang Cepheid yang masih bisa kita deteksi kurva cahayanya. Di sinilah keunggulan metode ini dibandingkan dengan paralaks, yang hanya bisa digunakan untuk bintang-bintang dekat saja.

Lalu apa sebenarnya yang terjadi pada bintang Cepheid? Bintang ini mengalami perubahan luminositas karena radiusnya berubah membesar dan mengecil. Proses ini terjadi pada salah satu tahapan evolusi bintang, yaitu ketika sebuah bintang berada pada fase raksasa atau maharaksasa merah. Jadi dengan mempelajari bintang variabel Cepheid kita bisa menghitung jarak sekaligus mempelajari salah satu tahapan evolusi bintang. (duniaastronomi.com)


Senin, 28 Juni 2010

Mengukur Jarak Bintang dengan Paralaks



Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika sebuah benda yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Kita bisa mengamati bagaimana paralaks terjadi dengan cara yang sederhana. Acungkan jari telunjuk pada jarak tertentu (misal 30 cm) di depan mata kita. Kemudian amati jari tersebut dengan satu mata saja secara bergantian antara mata kanan dan mata kiri. Jari kita yang diam akan tampak berpindah tempat karena arah pandang dari mata kanan berbeda dengan mata kiri sehingga terjadi perubahan pemandangan latar belakangnya. “Perpindahan” itulah yang menunjukkan adanya paralaks.

Paralaks juga terjadi pada bintang, setidaknya begitulah yang diharapkan oleh pemerhati dunia astronomi ketika model heliosentris dikemukakan pertama kali oleh Aristarchus (310-230 SM). Dalam model heliosentris itu, Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Akibatnya, sebuah bintang akan diamati dari tempat-tempat yang berbeda selama Bumi mengorbit. Dan paralaks akan mencapai nilai maksimum apabila kita mengamati bintang pada dua waktu yang berselang 6 bulan (setengah periode revolusi Bumi). Namun saat itu tidak ada satu orangpun yang dapat mendeteksinya sehingga Bumi dianggap tidak bergerak (karena paralaks dianggap tidak ada). Model heliosentris kemudian ditinggalkan orang dan model geosentrislah yang lebih banyak digunakan untuk menjelaskan perilaku alam semesta.

Paralaks pada bintang baru bisa diamati untuk pertama kalinya pada tahun 1837 oleh Friedrich Bessel, seiring dengan teknologi teleskop untuk astronomi yang berkembang pesat (sejak Galileo menggunakan teleskopnya untuk mengamati benda langit pada tahun 1609). Bintang yang ia amati adalah 61 Cygni (sebuah bintang di rasi Cygnus/angsa) yang memiliki paralaks 0,29″. Ternyata paralaks pada bintang memang ada, namun dengan nilai yang sangat kecil. Hanya keterbatasan instrumenlah yang membuat orang-orang sebelum Bessel tidak mampu mengamatinya. Karena paralaks adalah salah satu bukti untuk model alam semesta heliosentris (yang dipopulerkan kembali oleh Copernicus pada tahun 1543), maka penemuan paralaks ini menjadikan model tersebut semakin kuat kedudukannya dibandingkan dengan model geosentris Ptolemy yang banyak dipakai masyarakat sejak tahun 100 SM.

Setelah paralaks bintang ditemukan, penghitungan jarak bintang pun dimulai. Lihat ilustrasi di bawah ini untuk memberikan gambaran bagaimana paralaks bintang terjadi. Di posisi A, kita melihat bintang X memiliki latar belakang XA. Sedangkan 6 bulan kemudian, yaitu ketika Bumi berada di posisi B, kita melihat bintang X memiliki latar belakang XB. Setengah dari jarak sudut kedua posisi bintang X itulah yang disebut dengan sudut paralaks. Dari sudut inilah kita bisa hitung jarak bintang asalkan kita mengetahui jarak Bumi-Matahari.

Dari geometri segitiga kita ketahui adanya hubungan antara sebuah sudut dan dua buah sisi. Inilah landasan kita dalam menghitung jarak bintang dari sudut paralaks (lihat gambar di bawah). Apabila jarak bintang adalah d, sudut paralaks adalah p, dan jarak Bumi-Matahari adalah 1 SA (Satuan Astronomi = 150 juta kilometer), maka kita dapatkan persamaan sederhana

tan p = 1/d

atau d = 1/p, karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga tan p ~ p.

Jarak d dihitung dalam SA dan sudut p dihitung dalam radian. Apabila kita gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut paralaks (p), maka kita akan peroleh d adalah 206265 SA atau 3,09 x 10^13 km. Jarak sebesar ini kemudian didefinisikan sebagai 1 pc (parsec, parsek), yaitu jarak bintang yang mempunyai paralaks 1 detik busur. Pada kenyataannya, paralaks bintang yang paling besar adalah 0,76″ yang dimiliki oleh bintang terdekat dari tata surya, yaitu bintang Proxima Centauri di rasi Centaurus yang berjarak 1,31 pc. Sudut sebesar ini akan sama dengan sebuah tongkat sepanjang 1 meter yang diamati dari jarak 270 kilometer. Sementara bintang 61 Cygni memiliki paralaks 0,29″ dan jarak 1,36 tahun cahaya (1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu satu tahun = 9,5 trilyun kilometer) atau sama dengan 3,45 pc.

Hingga tahun 1980-an, paralaks hanya bisa dideteksi dengan ketelitian 0,01″ atau setara dengan jarak maksimum 100 parsek. Jumlah bintangnya pun hanya ratusan buah. Peluncuran satelit Hipparcos pada tahun 1989 kemudian membawa perubahan. Satelit tersebut mampu mengukur paralaks hingga ketelitian 0,001″, yang berarti mengukur jarak 100.000 bintang hingga 1000 parsek. Sebuah katalog dibuat untuk mengumpulkan data bintang yang diamati oleh satelit Hipparcos ini. Katalog Hipparcos yang diterbitkan di akhir 1997 itu tentunya membawa pengaruh yang sangat besar terhadap semua bidang astronomi yang bergantung pada ketelitian jarak. (duniaastronomi.com)


Minggu, 27 Juni 2010

Mengenal Bulan Lebh Dekat



Bulan (Moon dalam bahasa Inggris, Luna dalam bahasa Romawi, Artemis dalam bahasa Yunani) adalah satu-satunya satelit alami yang Bumi miliki. Jika dilihat dari posisinya, Bulan adalah benda angkasa yang paling dekat dari Bumi. Bulan juga menjadi benda kedua yang paling terang di langit setelah Matahari (magnitudo Bulan -12,7, Matahari -26,4) dan satu-satunya benda langit yang permukaannya dapat diamati dengan mudah.

Permukaan Bulan
Dari Bumi, kita bisa melihat Bulan dengan cukup jelas tanpa menggunakan alat bantu optik seperti teleskop dan binokular. Tampaklah bahwa Bulan memiliki permukaan yang kecerahannya tidak seragam, ada bagian yang terang dan ada yang gelap. Dan secara sekilas, Bulan tampak memiliki permukaan yang datar/halus. Begitulah anggapan masyarakat di jaman dahulu. Pandangan tersebut baru berubah ketika Galileo menggunakan teleskopnya untuk mengamati Bulan 400 tahun yang lalu (inilah latar belakang pencanangan tahun 2009 ini sebagai Tahun Astronomi Internasional atau IYA 2009). Galileo mendapati bahwa permukaan Bulan tidaklah rata, tetapi berbukit-bukit dan memiliki banyak kawah. Dan karakteristik permukaan Bulan itu juga berhubungan dengan kecerahannya. Daerah yang tampak terang memiliki permukaan yang berbukit-bukit dan penuh kawah, sedangkan daerah yang tampak lebih gelap adalah permukaan yang memiliki sedikit kawah. Mereka pun kemudian memberikan nama dataran tinggi untuk bagian yang terang dan penuh dengan kawah, serta “mare” (berarti laut dalam bahasa Latin) untuk bagian yang gelap dan sedikit kawah. Penamaan lautan ini, sebenarnya adalah sebuah salah kaprah karena di Bulan tidak ada laut, dilakukan karena dataran gelap tersebut tampak seperti lautan.

Perbedaan kecerahan di permukaan Bulan itu ternyata disebabkan oleh perbedaan material batuan yang terkandung di kedua kawasan itu. Batuan yang berada di bagian dataran tinggi adalah anorthosit yang mengandung banyak kalsium dan aluminum silikat. Sedangkan batuan yang menyusun mare adalah basalt, suatu lava beku yang banyak mengandung besi, magnesium, dan titanium silikat. Pengetahuan ini sudah dikonfirmasi dengan contoh batuan yang diambil dari Bulan, yang berjumlah tidak kurang dari 382 kg.

Berbeda dengan Bumi, Bulan tidaklah memiliki atmosfer. Ada dua alasan yang menyebabkannya. Alasan yang pertama adalah karena bagian dalam Bulan terlalu dingin untuk hadirnya aktivitas vulkanik. Di Bumi, aktivitas vulkanik termasuk salah satu penghasil gas dan pembentuk atmosfer di masa awal pembentukannya. Sementara alasan kedua memegang peranan yang lebih penting lagi, yaitu karena massa Bulan terlalu kecil sehingga gaya gravitasi yang dihasilkan tidak cukup untuk menahan gas-gas yang terbentuk. Kecepatan lepas di Bulan hanyalah 2,4 km/detik, bandingkan dengan kecepatan lepas di Bumi yang sebesar 11,2 km/detik. Dengan kecepatan lepas sekecil itu, gas yang ada di Bulan dapat bergerak lepas dari pengaruh gravitasi Bulan, sehingga tidak ada udara di permukaannya.

Ketiadaan atmosfer di Bulan menyebabkan banyaknya kawah di permukaannya. Benda-benda yang mengarah ke Bulan, yang berukuran besar ataupun kecil, dapat langsung menumbuk permukaannya tanpa ada penghambat. Berbeda dengan Bumi karena atmosfernya menyebabkan benda-benda asing yang mengarah ke Bumi akan mengalami gesekan hingga berpijar, terkikis, dan berkurang ukurannya. Peristiwa berpijarnya benda asing yang masuk ke atmosfer Bumi ini kita lihat sebagai meteor. Akibatnya, benda-benda yang kecil akan habis terbakar dan hanya benda-benda yang cukup besar saja yang akan menumbuk permukaan sehingga kawah yang ditemukan di permukaan Bumi tidaklah sebanyak di Bulan.

Dari usia batuan di daerah dataran tingginya, tumbukan-tumbukan benda asing yang menghasilkan kawah di permukaan Bulan diperkirakan terjadi tidak lama setelah Bulan terbentuk, yaitu pada sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Dan di masa-masa awal setelah Bulan terbentuk itu, material yang berada di bagian permukaan sudah mulai mengeras sementara di dalamnya masih berada dalam bentuk lelehan. Sebelum bagian keraknya menebal, sebuah benda asing yang cukup besar menumbuk Bulan hingga material lava di dalamnya mengalir keluar dan mengisi kawah yang terbentuk. Peristiwa inilah yang menghasilkan mare di Bulan. Setelah mare terbentuk, hanya sedikit benda asing yang menumbuknya sehingga bagian mare hanya memiliki sedikit kawah seperti yang sekarang kita amati.

Fase Bulan
Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi dengan periode 27,3 hari (periode revolusi). Uniknya, periode revolusi Bulan itu sama dengan periode rotasinya (berputar pada porosnya), sehingga wajah Bulan yang terlihat dari Bumi akan selalu tetap dan kita tidak akan pernah dapat melihat wajah Bulan yang membelakangi Bumi. Lintasan orbit Bulan tidaklah berhimpit dengan orbit revolusi Bumi (ekliptika), melainkan menyilang sebesar 5,2 derajat, sehingga kita dapat melihat fase Bulan purnama atau gerhana Bulan secara bergantian. Karena apabila lintasan orbitnya berhimpit dengan ekliptika, kita tidak akan pernah dapat mengamati Bulan purnama melainkan hanya gerhana Bulan setiap bulannya.

Dalam perjalanannya mengelilingi Bumi, posisi Bulan berubah-ubah relatif terhadap Matahari dan Bumi sehingga bagian terang di Bulan yang terlihat dari Bumi berbeda-beda dari waktu ke waktu secara periodik. Perubahan ini disebut dengan perubahan fase, yang membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dari periode rotasinya, yaitu 29,5 hari (disebut dengan periode sinodis). Dan dalam rentang waktu tersebut, Bulan juga akan terbit pada waktu yang berbeda setiap harinya.

Apabila Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, bagian Bulan yang terkena cahaya Matahari tidak dapat dilihat dari Bumi sehingga Bulan tidak akan dapat diamati juga. Saat ini, Bulan yang berada pada fase mati (atau disebut juga Bulan baru) akan terbit bersamaan dengan Matahari. Setelah fase ini bagian terang di Bulan yang terlihat dari Bumi bertambah sehingga Bulan tampak berbentuk sabit (fase sabit awal) dan waktu terbitnya menjadi semakin siang. Kemudian di hari-hari berikutnya, bentuk sabitnya akan semakin membesar hingga akhirnya setengah bagian Bulan yang menghadap Bumi menjadi terang, yang berarti Bulan berada pada fase setengah awal atau kuartir awal. Jarak sudut antara Bulan dan Matahari saat ini adalah 90 derajat dan Bulan yang berumur sekitar 7 hari ini akan terbit 6 jam setelah Matahari.

Dari fase setengah awal, bagian yang terang di wajah Bulan akan terus bertambah hingga tampak benjol dan akhirnya mencapai bulat penuh (fase purnama) pada umur antara 14 – 15 hari. Pada fase purnama ini, Bulan akan terbit bersamaan dengan terbenamnya Matahari. Setelah itu, wajah Bulan yang terang akan berkurang hingga setengah (fase setengah akhir, terbit 18 jam setelah Matahari tenggelam) pada umur 21 hari, kemudian berbentuk sabit (fase sabit akhir, terbit 3 jam sebelum Matahari terbit) dan akhirnya kembali menjadi fase Bulan baru/mati.

Karena dapat diamati dengan jelas, penduduk Bumi pun memanfaatkan fase Bulan sebagai penanda waktu/sistem kalender. Ada banyak sistem kalender yang didasarkan pada Bulan, dua diantaranya adalah sistem kalender Islam dan Jawa. Jumlah hari dalam satu bulan di kedua sistem itu ditentukan dari periode sinodis Bulan. Dalam kedua sistem kalender tersebut terdapat 12 bulan dalam setahun yang masing-masing bulannya terdiri dari 29 atau 30 hari. Di kalender Jawa, bulan pertama memiliki 30 hari dan bulan berikutnya memiliki 29 hari, begitu seterusnya secara bergantian hingga bulan ke-12. Sedangkan di kalender Islam yang banyak digunakan saat ini, jumlah hari dalam sebulan ditentukan dari perhitungan usia Bulan sehingga bisa saja terdapat dua bulan yang berurutan memiliki jumlah hari yang sama.

Ciri Fisik
Bulan adalah satelit kelima terbesar di Tata Surya kita setelah Ganymede, Titan, Callisto, dan Io. Diameternya adalah sebesar 3.476 km, sepertiga dari diameter Bumi. Sedangkan massanya adalah sebesar 7,35 x 10^22 kg. Dengan ukuran dan massa sebesar itu, gaya tarik gravitasi di Bulan lebih kecil daripada di Bumi, yaitu hanya sebesar 16,5% dari gravitasi di Bumi (1,62 m/s^2 berbanding 9,8 m/s^2).

Jarak rata-rata Bulan dari Bumi adalah sejauh 384.403 km. Pada jarak ini, Bulan akan tampak seukuran dengan Matahari yang jaraknya 400 kali lebih jauh dan ukurannya 400 kali lebih besar daripada Bulan. Karena ukuran Bulan dan Matahari di langit setara inilah penduduk Bumi dapat mengalami gerhana Matahari, yaitu ketika terhalangnya cahaya Matahari yang seharusnya sampai ke permukaan Bumi karena Bulan berada di antara Bumi dan Matahari.

Bulan memiliki interior yang cukup unik. Bagian kerak Bulan diketahui lebih tebal di permukaan yang membelakangi Bumi dibandingkan dengan permukaan yang menghadap Bumi. Hal ini menjelaskan mengapa di permukaan Bulan yang menghadap Bumi terdapat banyak mare, yaitu karena tipisnya bagian kerak sehingga tumbukan benda yang cukup besar dapat menghancurkan kerak dan membuat material cair mengalir keluar ke permukaan. Keunikan lainnya adalah posisi bagian inti Bulan yang tidak berada tepat di tengah, melainkan sedikit bergeser ke arah Bumi. Penyebabnya diperkirakan karena saat pembentukannya dahulu, gaya tarik Bumi sedemikian kuatnya sehingga dapat menggeser bagian inti Bulan tersebut. Dan akibat pergeseran ini, bagian interior Bulan di bawah permukaan yang menghadap Bumi mendingin lebih lama daripada bagian interior yang membelakangi Bumi. Sehingga terjadilah perbedaan ketebalan kerak di kedua bagian permukaan tersebut.

Kerapatan Bulan yang hanya sebesar 3,3 g/cm^3 menunjukkan sedikitnya kandungan besi dalam interior Bulan. Bagian inti Bulan yang berupa material padat dan berukuran kecil, serta lambatnya rotasi Bulan membuat astronom berkesimpulan bahwa bagian inti Bulan tidak dapat membangkitkan medan magnet sehingga tidak ada gunanya kita membawa kompas ke sana. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh para astronot yang mendarat di Bulan. Namun penelitian juga menunjukkan adanya jejak magnetisme pada batuan Bulan. Artinya, dahulu Bulan pernah memiliki medan magnet, yaitu ketika bagian intinya masih berupa material lelehan.

Bulan kini diperkirakan berusia lebih dari 4,5 miliar tahun. Asal-usulnya belum diketahui secara pasti, namun setidaknya ada empat teori yang mencoba menjelaskan asal-usul Bulan. Pertama, Bulan terbentuk bersamaan dengan Bumi. Kedua, Bulan terbentuk ketika Bumi berputar begitu cepat sehingga sebagian materialnya terlontar dan memadat menjadi Bulan. Ketiga, Bulan adalah benda angkasa yang ditangkap oleh gaya gravitasi Bumi. Ketiga teori ini sudah ada sejak sebelum contoh batuan Bulan diambil oleh astronot Apollo. Masing-masing teori tersebut akan menghasilkan tiga variasi komposisi material Bulan yang berbeda-beda. Untuk membuktikan teori mana yang cocok, dibutuhkan contoh batuan Bulan agar dapat diteliti komposisinya.

Menurut teori pertama, komposisi material penyusun Bulan akan sama dengan Bumi karena keduanya terbentuk dari material yang sama. Sedangkan menurut teori kedua, akan ada kemiripan dalam komposisi batuan keduanya namun tidak akan sama secara keseluruhan karena material pembentuk Bulan berasal dari sebagian material Bumi, yaitu hanya dari bagian kerak Bumi saja. Dan menurut teori ketiga, material Bumi dan Bulan akan sama sekali berbeda. Setelah contoh batuan Bulan diambil dan diteliti, ternyata ketiga teori tersebut tidak dapat menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh karena ada material yang komposisinya sama dan ada juga material yang komposisinya berbeda dengan yang ada di Bumi.

Dari hasil penelitian tersebut muncullah teori keempat yang menyebutkan bahwa Bulan terbentuk setelah terjadi suatu tumbukan hebat antara benda angkasa sebesar Mars dengan Bumi muda. Akibat dari tumbukan tersebut, sebagian material Bumi dan benda asing itu terlontar dan sembari mengelilingi Bumi, material campuran tersebut kemudian memadat. Dan kini campuran antara material penyusun Bumi dan benda asing itu kita lihat sebagai Bulan. Teori ini juga dapat menjelaskan penyebab kemiringan sumbu rotasi Bumi sebesar 23,5 derajat. Dengan begitu, teori ini pun menjadi teori yang diterima oleh banyak pihak hingga saat ini.

Interaksi Bulan dan Bumi
Sebagaimana dinyatakan dalam Hukum Newton bahwa benda bermassa akan menghasilkan pengaruh gravitasi bagi benda-benda lain, Bumi dan Bulan juga berinteraksi secara gravitasi. Pengaruh gravitasi Bumi menyebabkan Bulan bergerak mengelilingi Bumi dan posisi bagian inti Bulan tidak tepat berada di pusatnya. Sedangkan pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan semua materi yang ada di Bumi seperti daratan, atmosfer, dan air mengalami gaya tarik ke arah Bulan. Namun karena daratan terdiri atas materi yang tidak dapat bergerak bebas dan kita tidak dapat mengamati atmosfer dengan mudah, maka pengaruh gravitasi Bulan pada air laut sangat mudah untuk kita amati.

Gaya tarik Bulan mengakibatkan ketinggian permukaan air laut berubah secara periodik. Perubahan tersebut biasa disebut dengan pasang naik (ketinggian air laut bertambah) dan pasang surut (ketinggiannya berkurang). Secara umum bagi pengamat di ekuator Bumi, pasang naik akan terjadi apabila Bulan berada di meridian (saat kulminasi atas) dan ketika Bulan kulminasi bawah. Sedangkan pasang surut akan terjadi ketika Bulan berada di horison (saat terbit dan terbenam). Jadi setiap lokasi di Bumi akan mengalami pasang naik dan surut secara bergantian setiap sekitar 6 jam sekali.

Pasang naik maksimum akan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus, yaitu pada saat terjadinya Bulan mati atau purnama. Saat itu, air laut mengalami gaya tarik oleh gravitasi Bulan dan Matahari sekaligus (gravitasi Matahari tidak sebesar gravitasi Bulan). Sedangkan saat Bulan berada pada fase setengah awal dan akhir, pasang naik akan menjadi minimum karena posisi Bulan dan Matahari yang terpisah 90 derajat menyebabkan gaya gravitasi Bulan dan Matahari saling meniadakan.

Gravitasi Bulan juga memberi pengaruh positif terhadap iklim di Bumi, yang dipengaruhi oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi. Dengan adanya Bulan, kemiringan sumbu rotasi Bumi relatif tetap sepanjang masa, sehingga iklim di Bumi juga relatif stabil. Apabila Bulan tidak ada, diperkirakan kemiringan sumbu rotasi Bumi akan mengalami perubahan yang sangat ekstrim sehingga iklim di Bumi akan berubah secara ekstrim juga.

Interaksi Bumi dan Bulan juga mengakibatkan terjadinya pengereman rotasi Bumi dan bertambahnya jarak Bumi-Bulan. Penyebabnya adalah gesekan yang terjadi antara air laut dengan daratan pada peristiwa pasang naik air laut. Menurut perhitungan, rotasi Bumi mengalami perlambatan sebesar 1,5 milidetik setiap abadnya dan akibatnya Bulan bergerak menjauhi Bumi sebesar lebih dari 3 cm setiap tahunnya. Dengan demikian, jutaan tahun dari sekarang periode rotasi Bumi akan sama dengan periode rotasi dan revolusi Bulan sehingga wajah yang sama dari Bulan dan Bumi akan selalu berhadapan. Saat itu, melihat Bulan adalah suatu hal yang tidak mungkin bagi penduduk di separuh belahan Bumi, karena posisi Bulan di langit akan selalu tetap. Kemudian karena jarak Bumi – Bulan membesar, ukuran sudut Bulan akan berkurang sehingga kita tidak akan dapat menyaksikan piringan Bulan yang menutupi seluruh piringan Matahari saat terjadinya gerhana Matahari total. (duniaastronomi.com)


Sabtu, 26 Juni 2010

Apakah Cahaya Bintang Benar-benar Tetap?



Setiap malam kita bisa mengamati bintang-bintang memancarkan cahaya yang terlihat tetap setiap saat. Apakah cahaya bintang benar-benar tetap? Sebenarnya tidak, ada bintang yang cahayanya berubah-ubah baik secara periodik maupun tidak. Bintang yang seperti itu kemudian disebut sebagai bintang variabel. Memang perubahannya itu sulit dikenali oleh mata karena begitu kecilnya amplitudonya. Tapi berkat teknologi pengukur intensitas cahaya yang semakin baik, maka kita bisa ketahui adanya variasi kecerlangan pada beberapa bintang.

Terdapat dua kelompok besar bintang variabel, yaitu bintang variabel intrinsik dan ekstrinsik. Bintang variabel intrinsik adalah bintang yang perubahan kecerlangannya diakibatkan oleh faktor dari dalam bintang itu sendiri (perubahan pancaran energi/luminositas). Sedangkan bintang variabel ekstrinsik adalah bintang perubahan kecerlangannya bukan diakibatkan oleh perubahan luminositas, melainkan faktor dari luar bintang itu. Masing-masing kelompok ini kemudian dibagi menjadi berbagai jenis lagi.

Bintang variabel intrinsik terdiri atas variabel periodik, eruptif, dan eksplosif. Contoh variabel periodik adalah Cepheid. Bintang semacam ini mengalami perubahan luminositas karena radiusnya yang berubah-ubah secara periodik. Sedangkan variabel eruptif adalah bintang yang luminositasnya berubah akibat lontaran massa atau flare. Biasanya bintang variabel ini tidak memiliki variasi kecerlangan yang periodik.

Kemudian variabel eksplosif adalah bintang yang kecerlangannya berubah karena bintangnya meledak (supernova). Meledaknya bintang itu sendiri disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena bintang sudah memasuki tahap akhir evolusinya, atau karena bintang katai putih yang berpasangan dengan bintang lain dalam sebuah sistem bintang ganda yang memperoleh perpindahan massa dari bintang pasangannya. Akibat ledakannya itu, luminositas bintang ini dapat naik hingga seratus juta kali lipat (hingga 20 magnitudo) dan setelah itu akan tampak sisa-sisanya berupa selubung gas yang disebut sisa supernova (supernova remnant).

Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bintang variabel ekstrinsik adalah bintang berotasi, bintang ganda gerhana, dan bintang berplanet. Untuk bintang berotasi, perubahan kecerlangan bintang itu diakibatkan oleh adanya bintik hitam (seperti di Matahari) atau bintik terang yang ukurannya cukup besar. Saat bintang tersebut berotasi, maka posisi bintik hitam atau bintik terangnya akan berubah posisi dari awalnya menghadap ke Bumi menjadi tidak menghadap ke Bumi. Saat bintik hitam menghadap ke Bumi kecerlangan bintang menjadi turun dan sebaliknya.

Untuk bintang ganda gerhana dan bintang berplanet, perubahan kecerlangan diakibatkan oleh tertutupnya piringan bintang oleh bintang pasangan (dalam bintang ganda) dan oleh planet (bintang berplanet). Variabilitas perubahan kuat cahaya yang ditimbulkan pada bintang ganda gerhana tentunya lebih besar jika dibandingkan dengan bintang berplanet. Sehingga kita akan sulit mengamati perubahan kecerlangan ketika ada sebuah planet melintas di depan piringan bintang (transit). Tetapi justru dari bintang yang memiliki variabilitas perubahan kuat cahaya yang kecil itulah astronom dunia bisa menemukan planet yang mengorbit bintang lain (extrasolar planet).

Pada awalnya, bintang variabel yang ditemukan pertama kali adalah sebuah supernova pada tahun 1572 oleh Tycho Brahe (SN1572). Kemudian pada tahun 1596 ditemukan juga bintang variabel yang awalnya dianggap sebagai sebuah nova (bintang yang kecerlangannya naik secara tiba-tiba lalu meredup kembali), yaitu bintang yang kini dikenal dengan nama Mira (Omicron Ceti), sebuah sistem bintang ganda yang terletak di rasi Cetus. Namun setelah diamati dalam waktu yang lama, diketahui bahwa kecerlangan bintang ini berubah secara berkala. Jadilah Mira sebagai bintang variabel periodik yang pertama ditemukan. Bintang itu disebut nova (bahasa latin untuk “baru”) karena tidak terlihat adanya bintang di posisi yang sama sebelumnya.

Penamaan Bintang Variabel

Di sebuah rasi, bintang variabel yang ditemukan pertama kali akan diberi nama dengan format [huruf penanda urutan] [nama genetif rasi]. Huruf penanda urutan dimulai dari R, S, T, …, Z, lalu berlanjut ke RR, RS, …, RZ, SS, ST, …, ZZ, lalu AA hingga QZ tanpa menggunakan huruf J baik sebagai digit pertama ataupun kedua. Contohnya, R Andromedae sebagai bintang variabel pertama yang ditemukan di rasi Andromeda, RR Lyrae, YZ Ceti, dll. Dengan menggunakan huruf-huruf tersebut, kita akan dapatkan 334 kemungkinan saja. Jika terdapat lebih dari 334 bintang variabel di sebuah rasi, maka penamaan selanjutnya menjadi V[335, 336, dst] [nama genetif rasi]. Contohnya adalah V603 Aquilae.

Jadi kini kita tahu bahwa sebuah bintang yang tampak tenang dan terangnya konstan bisa saja sedang mengalami perubahan kuat cahaya karena ada planet yang melintas di depannya. Atau mungkin jika suatu saat nanti kita melihat sebuah bintang yang mendadak menjadi begitu terangnya hingga dapat terlihat di siang hari, maka kita tahu bahwa yang kita lihat adalah sebuah supernova! (duniaastronomi.com)


Jumat, 25 Juni 2010

Ekonomi Rakyat dan UKM


Bahwa istilah UKM (Usaha Kecil dan Menengah) telah “resmi” dipakai untuk “mengganti” istilah ekonomi rakyat rupanya tidak diragukan lagi oleh masyarakat termasuk pemerintah, meskipun “GBHN Reformasi” dan PROPENAS penuh dengan kata-kata “ekonomi kerakyatan” yaitu “sistem ekonomi yang memihak pada ekonomi rakyat”, bukan “sistem ekonomi yang memihak pada UKM”. Itulah akibat dari posisi ketergantungan kita pada bantuan asing, karena “donor-donor” internasional menggunakan dan lebih paham pada istilah SME (Small and medium Enterprise) yang terjemahan bahasa Indonesianya adalah UKM.

Syukur kita telah berhasil dengan selamat menerbitkan majalah elektronik JER yang telah berusia satu tahun, dan penerbitan kali ini adalah No. 1 Tahun II. Melalui JER kami akan terus mempertahankan menggunakan istilah ekonomi rakyat, dan bukan UKM. Penggunaan istilah UKM makin jelas bahayanya sebagai istilah yang tidak tepat bahkan keliru karena makin jelas ia akan menjadi “pemangsa” (predator) yang akan memangsa kredit-kredit UKM yang sesungguhnya merupakan “hak atau porsi” ekonomi rakyat yang jauh lebih mikro dari UKM. Inilah bahaya yang ingin kita ingatkan dalam penggunaan istilah UKM yang dalam definisinya mencakup kredit paling rendah Rp 5 juta dan paling tinggi Rp 5 milyar, dan pemerintah melalui Menko Kesra menyatakan akan menyalurkan kredit UKM lebih dari Rp 40 trilyun dalam tahun 2003 ini. Jika kita tidak waspada maka maksud baik pemerintah membantu ekonomi rakyat dan menanggulangi kemiskinan sekali lagi akan “dibajak” usaha-usaha besar atas nama ekonomi rakyat.

Mudah-mudahan pemerintah dan masyarakat waspada dan menyadari bahaya ini.



Yogyakarta, 1 Maret 2003




Mubyarto / Redaksi ekonomirakyat.org


Ekonomi Rakyat : Menghamba Ilmu-Ilmu Barat


Krisis multi dimensi telah melanda masyarakat kita dan bangsa Indonesia lima tahun sejak medio 1997. Maka masyarakat mengeluh dan mulai ada yang menggugat mengapa para ilmuwan yang dimiliki bangsa tidak nampak mampu menyelesaikannya. Memang media massa sangat banyak memuat analisis kaum cerdik pandai. Tetapi pendapat dan analisis pakar yang satu segera dibantah atau ditolak pakar yang lain dan pakar-pakar politisi yang duduk di pemerintahan terpaksa diam atau memutuskan kebijakan yang lain lagi yang juga tidak dianggap tepat oleh masyarakat. Alhasil masalah-masalah krisis yang sedang dihadapi masyarakat tidak kunjung terpecahkan.

Dua sebab utama dapat disebut sebagai penyebab ke “memble” an pakar-pakar kita. Pertama, penghambaan mereka pada ilmu-ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dari Barat. Ilmu-ilmu Barat ini telah dianggap “final” tanpa ada upaya meng-Indonesia-kan sehingga karena budaya dan moral Indonesia berbeda dari budaya dan moral Barat yang menjadi sumbernya maka ilmu-ilmu tersebut mandul dan tidak berdaya. Kedua, sangat sedikit ilmuwan kita yang mau bersusah payah mengadakan penelitian induktif-empirik (hampir di segala bidang) karena mereka mengira ilmu-ilmu Barat sudah final dan universal dan penelitian terlalu banyak menyita waktu dan energi.

Satu contoh tragis telah diberikan anggota-anggota MPR-RI yang dalam ST-2002 telah memutuskan dengan sangat sembrono penghapusan semua penjelasan UUD 1945, padahal semestinya mereka mengerti dan menyadari padatnya isi penjelasan UUD tersebut. Misalnya dalam bidang kesejahteraan sosial (pasal 33) penjelasan ini berisi ajaran moral dan budaya “mendahulukan kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran orang-seorang”. Mereka menggusur ajaran moral dan budaya yang diformulasikan dengan indah dan bermartabat oleh para pendiri bangsa, dengan ajaran modern individualisme dan kapitalisme yang egois-selfish-serakah dengan alasan paham inilah yang telah mampu memajukan masyarakat dan bangsa Barat.

Alangkah tragisnya nasib bangsa ini. Mudah-mudahan para cerdik pandai kita segera menyadari “kekonyolan” dan “kekeblingeran” ini dengan melakukan penelitian-penelitian induktif empirik yang serius. Hanya dengan cara ini ilmu-ilmu pengetahuan Barat dapat di-Indonesia-kan dan masyarakat Indonesia dapat dibantu memecahkan masalah-masalah multi kompleks yang dihadapinya.


Yogyakarta, 1 Desember 2002,




Mubyarto / Redaksi ekonomirakyat.org


Mahkamah Konstitusi Uji Materi UU LPSK


Mahkamah Konstitusi pada Jumat ini akan melakukan sidang pertama atas pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, khususnya Pasal 10 Ayat (2), yang diajukan pemohon Susno Duadji.

Sidang panel pemeriksaan pendahaluan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dimulai pukul 09.30 WIB ini, Susno akan didampingi oleh kuasa pemohon H.K.R.H. Henry Yosodiningrat, S.H. dkk.

Dalam pemberitaan ANTARA sebelumnya, Susno mengajukan permohonan uji materi UU Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dengan harapan agar Susno dapat dilindungi secara langsung.

Susno telah kehilangan hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil sesuai Pasal 28 D Ayat (1) UUD 1945.

Selain itu, Susno juga dinilai terlanggar hak konstitusionalnya, yaitu telah kehilangan hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan yang berbuat, sebagaimana dijamin Pasal 28 G Ayat (1) UUD 1945.

Hal itu terjadi karena penafsiran sepihak yang dilakukan pihak Mabes Polri terhadap Pasal 10 Ayat (2) UU No.13/2006 tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Pasal itu telah dijadikan dasar bagi Polri untuk tetap menahan Susno sehingga berpotensi menghambat partisipasi masyarakat di dalam hukum dan pemerintahan, menghilangkan kepastian hukum, serta menghilangkan hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk melaporkan satu tindak kejahatan. (J008/K004). (antaranews)


Rogers Novatel Wireless 2372 Portabel Hotspot Terbaru


Rogers Novatel Wireless 2372 Portabel Hotspot Terbaru. Rogers merilis Novatel Wireless 2372 Rocket Mobile Hotspot. Perangkat terhubung ke jaringan Rogers 3G sebagai portabel hotspot hingga 5 komputer, ponsel, atau Wi-Fi-enabled gadget dengan 802.11b / g Wi-Fi kemampuan, kompatibel dengan Windows 7 dan OS X.

Rogers Rocket Mobile Hotspot juga mendukung kartu microSD hingga 16GB untuk mengakses file mudah, nikmati kenyamanan baterai hingga 4 jam di perjalanan serta kepercayaan dari sandi-perlindungan dan enkripsi Wi-Fi.

Hotspot Rocket mobile Novatel Wireless 2372 adalah router Wi-Fi terintegrasi dan modem 3G, model ramping, satu sentuhan akses internet hingga 5 Wi-Fi perangkat. Menghubungkan tanpa kabel laptop, musik Mp3 player, printer, perangkat game, dan banyak lagi. Penyimpanan memori sampai 16 GB yang dapat diupgrade, file sharing dengan mudah, ditambah mengambil keuntungan dari aplikasi berbasis lokasi dengan built-in GPS (Windows saja).

Fitur dan Spesifikasi Rogers Novatel Wireless 2372 Rocket Mobile Hotspot :

- Konektivitas : GSM Band:Quad-band GPRS / EDGE 850/900/1800/1900 MHz
- HSPA Band : Tri-band 850/1900/2100 MHz
- Jaringan Speed (HSPA) : Downlink 7,2 Mbps | / Uplink 5,7 Mbps
- WiFi : 802.11b / g 2.4 GHz
- GPS : A-GPS dan dukungan gps OneXTRA ™
- Ukuran Volume : 62 mm x 98 mm x 15,3 mm
- Berat : 81 g

Persyaratan Sistem Untuk digunakan dalam mode Wi-Fi :

- Perangkat yang mendukung Wi-Fi 802.11 b / g dan browser internet
- Untuk digunakan dalam mode modem USB diikat (tidak diperlukan untuk mode Wi-Fi):
- Windows ® 2000 | XP | Vista | 7
- Mac ® OS X 10.4 atau lebih bar
- Linux ®
- 100 MB ruang hard drive | 128 MB RAM | USB 2.0 port
Instalasi metode: otomatis menginstal bila terpasang di
- Baterai Talk Time : Sampai 4 jam | microSD Sampai dengan 16 GB


Rocket Mobile Hotspot Rogers Novatel Wireless 2372 Portabel Hotspot terbaru 2010.


Menteri Agama Suryadharma Ali : Tantang Negara Adikuasa


Menteri Agama Suryadharma Ali, menyatakan penyelenggara haji tidak semudah diperkirakan awam karena betapa sulit memberangkatkan 211 ribu peserta calon haji 2010 dalam satu bulan.

"Saya tantang negara adikuasa dan saya akan ancungin jempol jika ada negara yang mampu memobilisasi 211 ribu perserta haji dalam satu bulan pulang pergi," ujarnya.

Suryadharma menilai adalah sulit mengurus dan mberangkatkan haji yang usianya bervariasi antara 17 hingga 70 kea tas dengan kondisi fisik tidak stabil dan menghadapi kendala bahasa.

"Tunjukan negara mana yang bisa menggerakan 211 ribu penduduknya ke suatu negara dengan kondisi yang bermacam-macam. Ini bukan pekerjaan yang mudah dan supaya para pengamat melihat dengan jernih," katanya lagi.

Menteri Agama mengungkapkan, banyak negara yang justru mengagumi Indonesia dalam mengelola penyelenggaraan haji dan banyak dari mereka yang mencontoh sistem pelayanan haji yang dipraktikan Indonesia.

"Indonesia diminta sejumlah negara untuk menyelenggarakan haji seperti Rusia, Kazakhstan, Nigeria dan negara-negara di Eropa Timur," kata Suryadharma. (antaranews)


Julia Gillard Pemimpin Perempuan yang Pertama di Australia


Partai yang berkuasa di Australia telah memaksa Perdana Menteri Kevin Rudd mundur dan memilih pemimpin perempuan yang pertama negara itu, Julia Gillard.

Pergolakan yang mendadak dalam Partai Buruh memaksa Rudd menyelenggarakan pemilihan pemimpin hari Kamis hanya beberapa bulan sebelum pemilu nasional.

Setelah semakin nyata bahwa para anggota parlemen dari Partai Buruh berencana mendukung Gillard, Rudd mengundurkan diri. Para anggota Partai Buruh mengatakan mereka mencari pemimpin baru sebelum pemilu bulan Oktober. Karena Gillard sekarang pemimpin partai yang berkuasa dalam parlemen, pelantikannya sebagai perdana menteri hanya sebagai formalitas.

Rudd memenangkan pemilu dengan suara yang besar kurang dari 3 tahun lalu tetapi menderita penurunan belakangan ini dalam angket pendapat umum. Dukungan jatuh setelah rentetan keputusan kebijakan yang dipertentangkan, antara lain, penangguhan rencana perdagangan karbon dan pengajuan pajak pertambangan.(voanews)


Sekjen PBB Kecam Penggusuran di Yerusalem Timur


Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan rencana kontroversial oleh pihak berwenang kota Israel untuk menggusur 22 rumah Palestina di Yerusalem Timur untuk menyediakan tempat bagi sebuah taman dan sebuah pusat informasi wisatawan adalah tidak sah.

Kantor pimpinan PBB itu mengatakan hari Selasa bahwa penggusuran yang terencana itu dan kegiatan pemukiman lebih jauh bertentangan dengan hukum internasional, dan dengan keinginan penduduk Palestina.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan raja Yordania Abdullah Ke-II hari Selasa mengutuk persetujuan proyek itu oleh Komisi Perencanaan Yerusalem.

Para pejabat Amerika sudah memperingatkan proyek pembangunan itu, yang membutuhkan persetujuan tambahan sebelum dilaksanakan, dapat mengancam lebih jauh usaha perdamaian Timur Tengah.

Juga hari Rabu, jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika P.J. Crowley mengatakan menteri pertahanan Israel sebelumnya memberi indkasi ia memperkirakan peningkatan dramatis dalam arus barang yang memasuki Gaza. Ehud Barak telah bertemu sebelumnya dengan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton di Washington.(voanews)


Kamis, 24 Juni 2010

Ekonomi Rakyat : Pembangunan Alternatif untuk Indonesia


Konperensi INFID (International NGO Forum on Indonesian Development) ke-13 diadakan di Yogyakarta tgl. 28 September - 2 Oktober 2002, dihadiri 210 peserta, seperempatnya peserta dari luar negeri. Tema konperensi adalah Inequality, Poverty & Impunity: The Challenges of Indonesia in the Era of Democratization & Globalization. Makalah-makalah yang dipresentasikan, seperti konperensi-konperensi sebelumnya, memprotes cara-cara pemerintah Indonesia menyelesaikan krismon 1997 yang telah berubah menjadi krisis multidimensi.

Pembicara pertama Dr. Satish Misra dari UNSFIR (United Nations Support Facility for Indonesian Recovery) memberi tajuk pada makalahnya "Sistemic Transition in Indonesia: The Crucial Next Steps". Artinya, Indonesia memang tidak sedang mengalami proses pemulihan (recovery) pada kondisi sebelum krismon, tetapi lebih luas dan fundamental, yaitu sedang dalam proses peralihan dari sistem lama ke sistem baru, dan sistem ini tidak saja dalam sistem ekonomi tetapi juga peralihan dalam sistem sosial, budaya, hukum, politik, dan moral. Namun kapan proses peralihan ini akan rampung, tidak jelas.

Khusus dalam kaitan penyelesaian utang-utang (luar negeri), Prof. Mohan Rao dari Department of Economics, University of Massachusetts, menyindir cara-cara ortodoks yang nampak kehabisan akal dengan singkatan TINA (There Is No Alternative), padahal kalau mau sebetulnya alternatif kebijakan itu tetap ada (TIA). Ini kebetulan merupakan tajuk buku kecil yang baru saja kami selesaikan bersama seorang rekan dari Amerika, Prof. Daniel W. Bromley, "A Development Alternative for Indonesia". Dalam JER edisi kali ini, tiga rekan, Sajogyo, Bayu Krisnamurthi, dan Mohtar Mas'oed, membahas buku yang diluncurkan tanggal 12 Agustus 2002 dari bidang keahlian masing-masing. Selain itu dimuat perdebatan kecil antar 2 alumnus Iowa State University (berbeda 21 tahun) tentang konsep agribisnis yang menarik untuk diikuti.

Salah satu alasan ungkapan TINA yang tidak muncul dalam forum tetapi dirasakan para peserta adalah karena pemerintah Indonesia rupanya "belum mengenal rakyatnya" atau belum percaya bahwa ekonomi rakyat (people's economy) sebenarnya sudah menunjukkan daya tahan (resilience) sangat kuat dan seharusnya dapat dijadikan modal untuk tidak menggantungkan diri pada utang-utang baru dari IMF dan anggota-anggota CGI. Rupanya pemerintah tetap sulit memahami rakyatnya sendiri dan pakar-pakarnya pun terutama pakar-pakar ekonominya lebih mengerti ekonomi dunia dan ekonomi negara-negara kaya ketimbang ekonomi negaranya sendiri terutama ekonomi rakyatnya.

Dalam hubungan ini ada kabar baik dari Universitas Gadjah Mada yang pada tanggal 9 September 2002 memutuskan mendirikan pusat studi baru dengan nama Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP). yang ditugasi mengadakan kajian-kajian serius ekonomi Indonesia termasuk mengkaji ulang teori-teori ekonomi Neoklasik mazab Amerika yang tidak pernah mempertimbangkan budaya Indonesia yang beragam. Kita berharap PUSTEP dapat aktif dan berdiri di garis terdepan meng-Indonesia-kan ilmu ekonomi bagi kemanfaatan bangsa Indonesia. Kami sangat berharap JER dapat menjadi "focal point" para peminat ekonomi rakyat di manapun berada. Berita menggembirakan, JER telah mendapat perhatian cukup luas dengan rata-rata 62 kunjungan per harinya. Kami ucapkan terimakasih.

Selamat membaca.



Yogyakarta, 1 Oktober 2002,




Mubyarto / Redaksi ekonomirakyat.org


Ekonomi Rakya : Ekonomi Rakyat dalam Era Globalisasi


Dalam satu pertemuan yang diprakarsai “Gerakan Jalan Lurus” di Jakarta tanggal 29 Agustus 2002, dengan makalah utama dr. Sulastomo berjudul “Wujud Masyarakat Adil, Makmur dan Demokratis Pasca Perubahan UUD 1945” seorang pembicara yang mewakili dunia usaha dengan lantang menyatakan tidak tepatnya asas populisme dan asas kekeluargaan dalam era globalisasi. Yang diperlukan adalah semangat kompetisi menghadapi persaingan global yang makin ketat. Ekonomi Rakyat tidak mungkin berkompetisi dalam era globalisasi.

Bahwa pandangan demikian sudah sering kita dengar di masa lalu memang benar. Tetapi jika forum diskusi tersebut sengaja menyoroti amandemen (ke-4) UUD 1945 yang sudah menyepakati disegarkannya asas ekonomi kerakyatan dan dipertahankannya asas kekeluargaan pada ayat 1 pasal 33 UUD 1945 sungguh sangat merisaukan. Ternyata dunia usaha rupanya masih tidak mau mengakui bahwa krismon benar-benar disebabkan oleh liberalisasi yang kebablasan dan dilakukan oleh pengusaha-pengusaha besar (khususnya konglomerat), dan karena strategi pembangunan yang terlalu ditekankan pada pertumbuhan ekonomi. Sungguh merisaukan pandangan ekonom konvensional yang tetap bersikukuh bahwa untuk mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja, satu-satunya jalan yang dianggap tepat adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi “sampai 6-7% pertahun”, yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi sebelum krismon 1997.

Tantangan yang kita hadapi sekarang benar-benar mirip sekali dengan tantangan yang dihadapi J.M. Keynes tahun 1936, yaitu bukan bagaimana menerima konsep-konsep baru seperti keberpihakan pada ekonomi rakyat dan upaya-upaya perwujudan keadilan sosial, tetapi pada kesulitan melepaskan diri dari konsep dan cara pikir lama yang sudah usang.

The ideas which are here expressed so laboriously are extremely simple and should be obvious. The difficulty lies, not in the new ideas, but in escaping from the old one, which ramify, for those brought up as most of us have been, into every corner of our minds
(J.M. Keynes (1936), The General Theory of Employment Interest and Money, (Preface: viii)).

(bagian-bagian yang dinyatakan dengan susah payah di sini sungguh sederhana dan sangat jelas. Namun kesulitannya tidak terletak pada penerimaan gagasan-gagasan baru itu, tetapi pada kesulitan melepaskan diri dari gagasan lama, yang bagi mereka, seperti kebanyakan kita yang telah dibesarkan melalui cara-cara dan ajaran lama itu, telah bercabang-cabang marasuk ke setiap sudut pikiran kita)

Pada JER edisi ini kami muat sambutan Menteri Negara Kepala Bappenas Kwik Kian Gie yang menyegarkan semangat nasionalisme/ kebangsaan yang sangat kita perlukan sebagai modal mengatasi masalah-masalah ekonomi dewasa ini khususnya dalam kaitan hubungan kerjasama ekonomi kita dengan IMF.



Yogyakarta, 3 September 2002,




Mubyarto / Redaksi ekonomirakyat.org


Indonesia terpilih menjadi tuan rumah kompetisi overclocking Gigabyte


Indonesia terpilih menjadi tuan rumah kompetisi overclocking Gigabyte Open Overclocking Championship atau GO OC 2010 tingkat Asia Afrika yang akan digelar, Sabtu (19/6/2010). Jawara overclocker dari berbagai negara akan bertarung untuk mendapat tiket ke tingkat dunia yang akan digelar di Taipei pada September 2010 mendatang.

"Ini merupakan GO OC ketiga yang kita lakukan, mulai 2008, 2009, dan 2010. Tahun ini Indonesia terpilih menjadi tuan rumah untuk Asia Afrika regional final yang akan diikuti wakil 16 negara besok," kata Benny Lodewijk, Product Manager Gigabyte, yang juga Ketua Juri Gigabyte GO OC 2010 tingkat Asia Afrika, di Jakarta, Jumat (18/6/2010).

Menurut Benny, Indonesia dipilih sebagai tuan rumah karena overclocking berkembang pesat. Selain itu, Indonesia juga menjadi salah satu potensi pasar utama Gigabyte yang memproduksi motherboard. Sebelum ada kompetisi resmi tingkat dunia, kata Benny, Gigabyte bahkan sudah menggelar kompetisi overclocking sejak tahun 2007 di arena Indocomtech.

Ia mengatakan, tiga overclocker terbaik dalam kompetisi kali ini akan menjadi wakil Asia Afrika untuk bertarung dengan jawara dari regional lainnya, seperti China, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Indonesia mengirimkan dua wakil terbaiknya untuk bersaing memperebutkan tiket tersebut. Final kompetisi tingkat nasional digelar, Jumat siang hingga sore tadi.(kompas)


Google Chrome Dorong Aplikasi khas Indonesia


Untuk mendorong pemanfaatan browser Chrome di Indonesia, Google tidak hanya menerjemahkan semua menunya dalam Bahasa Indonesia. Google juga mendorong pengembangan konten lokal khas Indonesia dalam browser tersebut.

Bagaimana caranya? Browser Chrome rupanya telah dilengkapi fitur bernama ekstensi yang memungkinkan siapa pun menambahkan aplikasi tambahan. Saat ini terdapat belasan aplikasi khas Indonesia yang bisa digunakan sebagai ekstensi Google Chrome.

Salah satu aplikasi menyediakan menu navigasi langsung untuk mengakses update berita terbaru dari Kompas.com. Pengguna Google Chrome yang memasang ekstensi tersebut bisa mngintip berita-berita teraktual tanpa harus membuka halaman atau tab baru dan mengetik alamat Kompas.com. Hanya dengan menge-klik ikon di kanan atas browser, akan muncul daftar artikel terbaru dalam rubrik dan kanalnya dan tinggal pilih yang menarik untuk ditampilkan dalam tab baru.

Ekstensi lainnya berupa tema untuk mengganti gambar latar belakang browser Chrome. Saat ini sudah ada beberapa tema tokoh-tokoh idola seperti striker Persija Bambang Pamungkas, artis Dian Sastrowardoyo, tokoh kartun Benny & Mice, maupun tema harimau Sumatera bautan WWF. Juga ada informasi fil dari Cineplex, Kaskus, dan Kapanlagi.

"Kami ingin ekstensi ini terus bertambah menjadi ribuan lagi dan lagi," kata Andrew McGlinchey, Head of Product Management Google Southeast Asia di sela-sela jumpa pers peluncuran Google Chrome versi Indonesia di Jakarta, Selasa (22/6/2010).

Menurut Andrew McGlinchey, dukungan terhadap konten lokal merupakan salah satu kunci kesuksesan browser selaun kecepatan, kepraktisan, dan keamanannya. Google pun telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar penting saat ini.

"Pertunbuhan pengguna internet di Indonesia sangat tinggi dan masih banyak yang bisa kami lakukan di sini," katanya. Setiap kali meluncurkan produk baru, lanjut Andrew McGlinchey, Google akan berupaya menghadirkan dalam versi lokal ke pasar-pasar potensial seperti Indonesia.

Pertumbuhan pengguna Google di Indonesia pun diakui sangat tinggi. Andrew mengklaim, jumlah pengguna layanan Google di Indonesia masih tumbuh dua digit setiap tahun tanpa menyebut jumlah pasti.(kompas)


Minyak Keluar tak Terkendali dari Sumur Bocor di Teluk Meksiko


Minyak sekali lagi keluar tak terkendali dari sumur bocor di Teluk Meksiko, setelah sebuah robot bawah laut menubruk sistem ventilasi, sehingga memaksa BP mencopot kembali penutup yang selama ini menampung sebagian minyak mentah.

Pejabat mengatakan robot yang dioperasikan dari jarak jauh itu menubruk sistem penampungan itu dini hari Rabu, sehingga memaksa BP untuk mencopot penutup untuk memeriksa kerusakan. Komandan Pengawal Pantai Amerika, Laksamana Thad Allen mengatakan para insinyur berharap sudah bisa memasang kembali penutup itu kemudian pada hari yang sama.

Allen mengatakan, sebagian minyak dari sumur bocor itu masih berhasil ditampung, dipompa ke permukaan dan dibakar. Ia mengatakan sebelum penutup itu dicopot, BP berhasil menampung atau membakar lebih dari 27 ribu barel pada Selasa.

Pemerintahan Obama mengatakan fihaknya akan meneruskan usaha untuk melaksanakan sebuah moratorium enam bulan terhadap pengeboran minyak dilaut meskipun ada keputusan pengadilan yang membatalkannya baru-baru ini. Seorang hakim federal membatalkan moratorium itu Selasa, katanya pemerintah berasumsi semua anjungan minyak berada dalam bahaya karena satu telah meledak. Gedung Putih mengatakan fihaknya akan naik banding.

Menteri Urusan Dalam Negeri Ken Salazar mengatakan kepada sub komisi Senat pada Rabu, ia merencanakan untuk menerbitkan sebuah perintah baru yang lebih terperinci guna mendukung keputusan moratorium itu dalam beberapa hari mendatang.(voanews)


D



Katrangan (Keterangan)

(ta) tembunga aran = kata benda
(tg) tembung ganti = kata ganti
(tk) tembung kriya = kata kerja
(tkr) tembung katrangan = kata keadaan
(tpw) tembung panguwuh = kata seru
(tpr) tembung pangarep = kata depan
(tpy) tembung panyambung = kata sambung
(ts) tembung sipat = kata sifat
(tsd) tembung sandhangan = kata sandang
(tw) tembung wilangan = kata bilangan


dadak (ta) harus, terpaksa

dadakan (tkr) tanpa rencana

dadakan (ta) pemicu timbulnya permasalahan

dadar (ta) makanan/ telor digoreng melebar tipis

dadèn-dadèn (ts) jadi-jadian

dhadhal (ts) runtuh terbawa arus air

dadi (ts) jadi

dados; dados (ts) jadi

dagang (tk) berdagang

dahana (ta) api

dahuru (ta) huru-hara

dahwèn (ta) suka mencerca

(ts) dalah (tpy) dan; bersama dengan

(ts) dalan (ta) jalan

(ts) dalem (ta) rumah

dalu; dalu (ta, tkr) malam

(ts) damar (ta) lak

damar (ta) pelita

damèn (ta) barang padi

dami (ta) jerami nangka

damu (tk) tiup

dandan (tk) bersolek/ merias diri

dandan-dandan (tk) memperbaiki bangunan (rumah dsb.)

dandang (ta) periuk nasi

dandos; dandos (tk) perbaiki

danawa raksasa

dara (ta) burung dara

dara (ts) betina muda (untuk ayam)

darbé (tk) milik, mempunyai

darma (ta) darma, kewajiban dalam hidup

dasa (tw) puluh

dawa (ts) panjang

dawet (ta) cendol

daya (ta) daya

daya-daya (tkr) bersegera

dédé (tkr) bukan

degan (ta) kelapa muda

deling (ta) bambu

demèk (tk) pegang

déné (tpy) sedangkan

dengkul (ta) lutut

désa (ta) desa

déwa (ta) dewa

dhadha mengakui kesalahan

dhadha (ta) dada

dhadhak (ta) getah

dhadhakmerak (ta) pemain dalam kesenian reog yang memakai hiasan bulu merak di kepalanya

dhadhu (ta) dadu

dhadhung (ta) tali

dhagelan (ta) lawak

dhangka (ta) tempat asal

dhalang (ta) dalang

dhawah; dhawah (tk) jatuh

dhawuh (ta; tk) ucapan; perintah; memerintahkan

dhayoh (ta) tamu

dhédhé (tkr) berjemur

dhèdhèl (ts) terlepas jahitannya

dhèdhès (ta) bau harum yang keluar dari tubuh musang

dhedhes (tk) mendesak seseorang dengan pertanyaan agar ybs mengaku/ membuka rahasia

dhemen (tk) suka

dhèmpèt (ts) melekat/rapat

dhèndhèng (ta) daging dikeringkan dengan bumbu tertentu

dhéwé (tkr) sendiri; sendirian

dhidhis (tk) mencari kutu di kepala sendiril

dhingklang (ts) pincang

dhingkluk (tk) tunduk/menghadak ke bawah

dhodhog (tk) ketuk pintu

dhodhos (tk) lubangi dari bawah

dhompol (tw) untaian dalam 1 tangkai (untuk buah)

dhondhong (ta) nama buah

dhongkol (ta) mantan pejabat

dhoyong (ts) miring

dhudha (ta) duda

dhupak (tk) tendang menggunakan tumit

dhuwit (ta) uang

dhuwur (ts) tinggi

dingklik (ta) bangku kecil

disik (tkr) terlebih dulu

dluwang (ta) kertas

dolan (tk) bertandang

dolanan (ta, tk) bermain, mainan, permainan

donga (ta) doa

dora (tkr) tidak terus terang

dosa (ta) dosa

drèngès (ta) bunga sirih

driji (ta) jari

dubang (ta) ludah merah/ ludah orang yang makan sirih

duduh (ta) kuah

duduh (tk) beritahu

dugang (tk) tendang dengan lutut

dulur (ta) saudara

dulit (tk) colek

dumuk (tk) sentuh

dumunung (tk) berada; bertempat

dunung (ta) tempat

duratmaka (ta) pencuri

duren (ta) durian

durung (tkr) belum

dustha (tk) curi

duwa (tk) tentang, lawan, tidak menyetujui

dwi (tw) dua


C



Katrangan (Keterangan)
(ta) tembunga aran = kata benda
(tg) tembung ganti = kata ganti
(tk) tembung kriya = kata kerja
(tkr) tembung katrangan = kata keadaan
(tpw) tembung panguwuh = kata seru
(tpr) tembung pangarep = kata depan
(tpy) tembung panyambung = kata sambung
(ts) tembung sipat = kata sifat
(tsd) tembung sandhangan = kata sandang
(tw) tembung wilangan = kata bilangan


cabar (ts) kehilangan arti

cabé (ta) nama rempah untuk jamu

cacat (ts) cacat

cadhong (tk) menadahkan tangan

cagak (ta) tongkat/penyangga

cakepan (ta) lirik lagu

cakot (tk) gigit

cambah (ta) tauge

campur (tk) campur

candala (ts) jahat

candhik kala (ta) semburat merah di langit pada saat senja hari

candra (ta) bulan

candra (ta) kiasan

cantrik (tg) murid padepokan

candramawa (ta) kucing hitam

cangkem (ta) mulut

cangking (tk) jinjing

cangkir (ta) cangkir

cangklong (ta) pipa

cangklong (tk) menyandang di bahu (mis. tas)

cakra (ta) senjata dalam pewayangan; lingkaran

canthas (ts) bicaranya lantang (untuk wanita)

canthèl (ta) sejenis jagung

cantheng (ta) radang di jari, umumnya di ibu jari kaki akibat tertusuk kuku

canthing (ta) alat untuk membatik

canthol (tk) cantol

capil (ta) topi petani, bentuknya bulat berujung runcing

caping (ta) topi petani, bentuknya bulat berujung runcing

caplak (ta) penyakit kulit

caplok (tk) memasukkan semua ke dalam mulut

cara (ta) cara

caraka (ta) utusan

carang (ta) ranting

carita (ta) cerita

carup (tk) raup

cathèk (tk) gigit (anjing)

cathet (tk) catat

catur (ts) empat

caturan (tk) bercakap-cakap

cawang (ta) tanda V

cawet (ta) celana dalam

cawé-cawé (tk) turun tangan, ikut campur

cawis (tk) sedia

cawik (tk) cebok

cawuk (tk) mengambil dengan cara menyendokkan tangan

cecak (ta) cicak

cedhak (ts) dekat

cédhal (ts) cadel; tidak bisa mengucapkan bunyi tertentu dengan benar

cegat (tk) hadang

cèkèr (ta) kaki unggas

cekel (tk) pegang

celempung (ta) alat musik bagian dari gamelan

cekak (ts) tidak mencukupi; ukurannya tidak memadai; pendek sekali

cekakakan (tk) tertawa-tawa dengan keras

cekakik (ta) ampas kopi (sisa setelah diminum)

celak (ts) dekat

celak (ta) penegas garis tepi mata

celuk (tk) panggil

celak (ta) penegas garis tepi mata

cemani (ts) hitam

cemawis (ts) tersedia

cemeng (ta) hitam

cemèng (ta) anak kucing

cemèt (ts) pipih karena tertimpa/tertekan beban berat

cemplang (ts) tidak sedap/ kurang pas (mis. nada, rasa)

cemplung (tk) masuk (dalam cairan)

cendhak (ts) pendek

cengkir (ta) buah kelapa yang masih sebesar kepalan, belum berdaging buah

cepak (ts) tersedia, siap

cepak-cepak (tk) siap-siap

cepeng; cepeng (tk) pegang

ceplus (tk) gigit (untuk cabai)

cepuk (ta) wadah kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan

cerek (ta) tanda bunyi “re” pada aksara Jawa

cèrèt (ta) cerek

ceriwis (ts) banyak bicara

cetha (tkr) jelas

cethèk (tk) dangkal

céthok (ta) sendok semen

cethik (tk) menyalakan (api)

cethil (ts) pelit

cethot (tk) cubit besar

cicil (tk) angsur

cicip (tk) merasai

cidra (tk) tidak menepati janji

cidra (tk) curi; culik

cilaka (ts) celaka

cilik (ts) kecil

cingak (ts) terkejut karena heran

cluluk (tk) tiba-tiba berkata

clingus (ts) pemalu, tidak percaya diri

cluluk (tk) tiba-tiba berkata

cluthak (ts) suka mencuri makanan (untuk hewan, terutama kucing)

clomètan (tk) berteriak tak beraturan/bersahutan

climèn (tkr) kecil-kecilan

cocot (ta) mulut (kasar)

colong (tK) curi

colok (ta) penerangan/ obor

congor (ta) hidung binatang berkaki empat

conthèng (ta) coret silang

coplok (tkr) tanggal

copot (ta) tanggal/cabut

coro (ta) kecoa

cotho (ts) repot karena ditinggalkan; kehilangan andalan

crah (tkr) bercerai; saling bermusuhan

cubles (tk) menusuk dengan benda runcing

cubluk (ts) bodoh

cucuk (ta) paruh

cucakrawa (ta) nama burung

cungkup (ta) atap makam

culek (tk) mencolok mata

culik (tk) mengambil sebagian nasi yang sedang dimasak

culik (tk) culik

cunduk (ta) tusuk

cundrik (ta) keris kecil

cupet (ts) terbatas

cupu (ta) wadah kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan

curek (ta) kotoran telinga

cures (ts) habis/tertumpas

curut (ta) tikus bermoncong runcing

cuthik (ta) tongkat penunjuk/ potongan dahan

cuwa (ts) kecewa

cuwil (tk) mengambil sebagian kecil

cuwil (tkr) terkoyak/terpotong /pecah sedikit di bagian tepi


Keajaiban Senyum Anda



Tersenyum, betapa mudahnya hal ini dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum. Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.

Tetapi kenapa hal sederhana ini jarang terlihat? Wajah-wajah di jalan, di angkutan umum, di kantin, di kantor, bahkan di tempat wisata yang seharusnya menjadi kebun senyum, justru terlihat buram. Kerutan-kerutan di wajah menunjukkan betapa berat beban yang harus ditanggung wajah-wajah itu. Banyak wajah yang daerah diantara dua matanya mengkerut. Menyeramkan dan tampak garang. Duh...

Senyum itu sudah hilang dari wajah banyak orang. Entah kenapa senyum – bahkan tawa – yang selalu cerah menghiasi wajah-wajah itu dari kecil, sirna begitu saja. Sekarang, bahkan bukan hanya wajah-wajah tua dan dewasa yang telah kehilangan senyum manis. Wajah para remaja dan anak-anak pun telah ketularan kerutan-kerutan penuh beban itu.

Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan sengaja menganugerahkan senyum sebagai bagian dari keindahan manusia. Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum.

Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita. Terutama sang senyum dari wajah kita sendiri. Bukankah sangat enak bila kita menerima senyum? Dan bukankah jauh lebih enak bila kita lah yang memberi senyum?

Saudara, senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu ternyata menyimpan banyak keajaiban. Setidaknya dari berbagai pengalaman dalam hidup saya. Yap, dalam hidup saya, saya menemui banyak keajaiban. Bentuknya macam-macam. Ada kemudahan, kesehatan, kekayaan, kebaikan, solusi dan sebagainya dari sebuah senyuman.

Sang senyum – lengkungan yang menurut Pak Gede Prama bisa meluruskan banyak hal – adalah hal yang luar biasa. Ia seperti oase di tengah gurun pasir. Ia seperti setetes air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga. Ia seperti udara bagi yang tercekik. Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin yang dirawat di rumah sakit. Ia seperti mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam. Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan. Ia juga seperti semangkuk mie instan bagi pengungsi yang kelaparan.

Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan manusia. Siapa yang senang tersenyum membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya. Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka di jiwa, rasa dan pikirnya. Sang jiwa yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan. Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak tenang. Sang pikir yang terluka membuat hidup penuh beban.

Aturan Senyum Tulus

Senyum tulus ada aturannya? Ya, ada. Aturan ini saya dapat dari dua orang guru saya. Pertama Pak Jamil Azzaini. Kedua, Pak Amir Tengku Ramly. Pertama sekali, saya belajar dari Pak Jamil, bahwa senyum itu harus 227. Artinya senyum baru terlihat tulus dengan menarik bibir ke kanan 2 cm, ke kiri 2 cm, pertahankan minimal selama 7 detik. Bila kurang dari 7 detik, maka senyum itu akan kehilangan ketulusannya.

Aturan ini lalu disempurnakan oleh Pak Amir. Menurut Pak Amir, senyum itu harus 127. Angka satu artinya sang senyum harus lah berasal dan bertujuan untuk menyatukan hati. Hati yang memberi dan menerima senyum. Dengan begitu, senyum itu berperan sebagai pengikat dan jembatan antara satu diri dengan diri-diri yang lain. Sedang angka 2 dan 7, maknanya sama dengan aturannya Pak Jamil.

Itulah senyum saudara...

Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.

Ia kecil, tapi bermakna raksasa.

Ia mudah, tapi sangat berharga.

Karenanya,....

Tersenyum lah saudara

Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.

Dan...

Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita. (pengembangandiri.com)


Layanan musik Google sebagai Saingan Apple iTunes


Google dikabarkan tengah merencanakan layanan unduhan musik di mesin pencari mereka.

Menurut sumber Wall Street Journal, layanan musik Google ini selain ditujukan bagi pengguna web, juga akan berhubungan erat dengan ponsel bersistem operasi Android.

Namun, belum jelas apakah mereka akan bekerja sama dengan label musik. Rencananya, Google akan melansir layanan musik ini pada akhir tahun ini, diikuti dengan layanan yang bisa dinikmati dengan cara mendaftar, pada tahun 2011.

Google memang semakin tertarik lebih jauh dengan layanan musik. Tahun lalu, Google mulai mendekati mitra lain seperti iLike, dan Pandora, sehingga pengguna bisa menikmati streaming lagu dari mesin pencari Google.

Fase pertama layanan musik Google diperkirakan adalah menyediakan toko musik online di mana pengguna bisa membeli dan mengunduh track lagu. Layanan ini nantinya akan terikat dengan layanan mesin pencari, sehingga setiap orang yang membuka laman Google.com dan mencari lagu atau kelompok musik, akan disuguhi link ke layanan tersebut.

Nantinya, layanan itu juga akan dibuat menjadi layanan berdaftar yang akan kompatibel dengan ponsel-ponsel berplatform Google Android.

Setiap pendaftar akan bisa langsung menikmati streaming musik langsung dari Internet, ke ponsel mereka, sehingga ponsel pengguna tak memerlukan kapasitas penyimpanan yang besar untuk menikmati musik.

Langkah ini nampaknya akan makin memperkeras persaingan Google dengan Apple, dengan layanan musik iTunes-nya. Musik label sendiri, kabarnya cukup menyambut baik rencana Google, mengingat Apple kini dirasa terlalu dominan.

Beberapa waktu lalu, Apple membeli layanan musik online Lala.com, namun kemudian menghentikan layanan tersebut. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Apple dalam waktu dekat berencana untuk meluncurkan iTunes versi baru yang berbasis cloud yang menyediakan streaming musik kepada penggunanya.

Di industri musik Amerika Serikat, menurut riset NPD Group, Apple menguasai 28 persen dari segala jenis musik. Sementara, rival-rival terdekat Apple seperti Amazon.com dan Wal-Mart masih jauh di belakang Apple dengan masing-masing hanya menguasai 12 persen pangsa pasar.(vivanews)


Densus 88 menggrebek lokasi persembunyian teroris



Densus 88 menggrebek lokasi persembunyian teroris jaringan yang diduga berasal dari jaringan Pamulang-Aceh di sebuah kos-kosan yang berlokasi di Dukuh Cungkrungan, Desa Gelang Wetan, Klaten Utara, Jawa Tengah, Rabu (23/6) sore.

Seorang teroris dilaporkan tewas dan dua lainnya terluka dan diatngkap aparat Densus 88 setelah melalui baku tembak yang sengit. Menurut warga, para teroris sudah mendiami kos-kosan yang berlokasi di dekat Pengadilan Negeri Klaten selama empat hari.

Menurut informasi, tiga teroris yang ditangkap dalam kondisi terluka salah seorang diantaranya adalah Abdulah Sonata salah seorang teroris yang paling di cari Polri. Sonata melalui webnya pernah menyerukan jihad pada para pengikutnya setelah sejumlah teroris yang mengadakan pelatihan di Aceh diringkus.

Ketiga teroris yang ditangkap dikabarkan akan dibawa ke Jakarta malam ini juga untuk diperiksa lebih lanjut mereka adalah Abdulah Sonata, Agus Mahmudi, dan Sogir Gunawan. Sedangkan teroris yang tewas diidentifikasi sebagai Yuli Kastoro.

Hingga saat ini ratusan warga masih memadati lokasi penggerebekan teroris yang sudah diberi garis polisi. Tim Densus 88 masih melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kos. Sejumlah senjata api termasuk peluru telah ditemukan dan diamankan.


Indonesia Belum Siap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022


Ketua KONI Rita Subowo menyampaikan demikian di sela-sela pertemuan International Olympic Committee (IOC) di Finlandia.

Indonesia belum sanggup menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Rita Subowo, mengungkapkan demikian di sela-sela pertemuan IOC di Finlandia, Rabu malam waktu setempat.

Dihubungi per telepon dari Washington, Rita mengatakan bahwa promosi ketua Masyarakat Sepakbola Indonesia (MSI), Sarman el-Hakim, selama berlangsungnya turnamen sepakbola Piala Dunia di Afrika Selatan adalah tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia.

Rita mengatakan bahwa ketidaksanggupan pemerintah Indonesia sudah dikemukakan dalam sebuah pertemuan di Malang, yang dihadiri berbagai pihak baru-baru ini. Menteri Kordinasi Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Pemuda dan Olahraga mewakili pemerintah Indonesia, sedangkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Masyakat Sepakbola Indonesia mewakili masyarakat.

Menurut Rita, ada beberapa faktor yang menyebabkan pemerintah enggan menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022. Selain ekonomi, dari segi persepakbolaan saja, prestasi Indonesia di tingkat ASEAN sangat buruk. “Lawan Laos dan Myanmar saja, Indonesia kalah,” kata Rita.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah pihak yang paling bersemangat untuk menggolkan Indonesia menjadi tuan rumah. Upaya itu sudah mulai bergulir Oktober 2009. Bahkan ada gagasan untuk menjadi tuan rumah bersama dengan Malaysia.

Namun, federasi sepakbola Internasional (FIFA) mencoret Indonesia dari daftar calon tuan rumah Piala Dunia 2022, karena tidak mampu membayar uang jaminan.

Dalam wawancara dengan VOA akhir pekan lalu, Sarman el-Hakim mengatakan bahwa dana tidak menjadi faktor dalam pencalonan ini. Tapi sayangnya, upaya PSSI dan MSI tidak mendapat dukungan pemerintah.


Twitter Updates

 

WARGA UNWIKU Copyright © 2009-2010 Blog is Designed by Admin